Sunday, October 23, 2005

Siapkah Kita?

Seorang wanita yang baru saja meninggal ternyata merindukan kehidupan yang baru saja ditinggalkannya. Ia berharap bisa ''mengunjungi'' kembali salah satu hari yang ''tidak penting'' yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ketika harapannya dikabulkan, ia menyadari betapa selama ini ia menjalani hidupnya tanpa rasa syukur, seakan-akan semua itu sudah selayaknya menjadi miliknya.

Akhirnya kunjungannya itu menjadi beban berat yang tak tertanggungkan olehnya. ''Saya tidak menyadari,'' katanya dengan penuh sesal, ''Semua yang terjadi tak pernah kita sadari benar. Selamat tinggal, rumahku. suami dan putri kesayanganku.... Ibu dan ayah.... Selamat tinggal detak jam dinding dan bunga-bunga yang indah di pekarangan. Dan makanan dan kopi. Dan baju-baju yang baru diseterika dan air mandi hangat .... dan saat-saat tidur dan terjaga. Oh hidup, kau terlalu mengagumkan hingga orang tak menyadari betapa mengagumkannya engkau.''

Itulah salah satu adegan yang cukup menyentuh dalam sebuah drama karya Thornton Wilder - seorang pengarang Amerika -- berjudul Our Town.

Ya Allah siapkah aku?
Ya Allah Tuntunlah, bimbinglah hambamu ini dalam setiap jengkal langkahku....
Siapka aku dulu lahir dan batin ya Allah ... sebelum aku bertemu dengan Mu
Jadikan pertemuan kita adalah pertemuan yg menyenangkan ya Allah...
Tanpa ada tangis, tanpa ada penyesalan.....
amiiiiiiinnnnnnn

Kepompong Ramadhan

Dari Aa' Gym untuk kita

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita. Maka, jangan sampai disia-siakan.

Ahlan Wasahlan Yaa Ramadhan! Selamat datang wahai penghulu segala bulan. Bulan penuh barakah yang disucikan Allah. Di bulan ini, Allah SWT menjanjikan akan menjamu semua hamba yang beriman. Sedemikian dahsyatnya jamuan Allah, sampai-sampai siapa pun yang melewati Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya, maka Allah akan menjamin keselamatannya dunia akhirat.

Seperti halnya anak kecil yang sangat gembira jika mendapat hadiah, maka demikian juga dengan kita. Pada bulan Ramadhan ini sungguh banyak "hadiah" yang telah Allah siapkan untuk kita, jika kita mampu meningkatkan mutu ibadah di bulan ini. Maka, alangkah bijaknya jika kita memanfaatkan bulan suci ini sebagai sarana peningkatan amal ibadah kita kepada Allah. Kita jadikan bulan ini sebagai sarana meraih derajat ketakwaan.

Pada bulan mulia ini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-Nya dengan baik. Walaupun demikian, Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh serta .
Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita. Jangan sampai disia-siakan. Bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan, bulan training center yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk membuat akhlak dan pribadi kita menjadi lebih indah. Ibarat sebuah kepompong, bulan Ramadhan ini harus menjadi sarana bagi kita untuk meningkatkan kualitas diri. Kita lihat kepompong, bermula dari ulat yang menjijikan, kemudian berproses dan akhirnya keluarlah kupu-kupu indah yang beterbangan kian kemari menambah indahnya sebuah taman.

Ramadhan merupakan sebuah kesempatan yang telah Allah berikan bagi kita untuk memperbaiki sikap dan perilaku kita. Jadi, gunakanlah Ramadhan kali ini secara efektif guna meningkatkan kualitas ibadah. Sebab kita tidak tahu kapan jatah kita akan berakhir. Waktu terus berlalu dan jatah dari hari ke hari semakin berkurang. Jangan sampai kita menjadi orang yang bodoh dengan menyia-nyiakan saat berharga di bulan mulia ini dengan melalaikan ibadah.
Pantang bagi kita menyia-nyiakan perpindahan detik demi detik di bulan mulia ini tanpa amalan apapun. Ramadhan ini sungguh sangat berharga bagi kita sehingga kita harus memperhitungkan agar setiap ucapan, pikiran, dan perilaku kita menjadi amal saleh.

Mari kita isi Ramadhan ini dengan amal ibadah. Segala aktivitas kita bisa benilai ibadah jika didasari niat yang benar dan caranya juga benar. Gunakan bulan Ramadhan ini sebagai sarana peningkatan kualitas keilmuan kita. Salah satu caranya, kita dapat membuat skala prioritas. Pertama, manajemen, waktu kita harus terkendali dengan baik sehingga semua kativitas kita dapat tererncana dan tidak mubadzir. Kedua, kita harus meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah. Misalnya saja shalat. Sebetulnya shalat khusyuk itu tidak susah, sebab yang susah adalah membulatkan tekad untuk khusyuk.

Pada sepuluh hari terakhir, kita upayakan untuk merenung dan menjerit kepada Allah memohon ampunan dengan melakukan itikaf. Demikian juga dengan sedekah, Allah menjamin akan melipatgandakan pahala dan rezeki bagi kita jika kita ikhlas dalam bersedekah. Tidak akan ada seorang pun yang menjadi miskin karena menikmati hidup ini dengan bersedekah.
Tentu saja kemampuan ekonomi di antara kita berbeda-beda. Namun harus dipahami, bahwa sedekah itu tidak diukur dari besar kecilnya, tapi optimalisasi yang kita lakukan. Yang paling penting kita harus meningkatkan kemampuan kita bersedekah dengan apapun yang ada pada diri kita. Mulailah dari yang paling murah dan meriah, yaitu senyum. Saya kira ini gratis. Mengapa kita tidak membahagiakan orang lain dengan senyuman yang tulus?

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan hidayah-Nya sehingga setelah 'kepompong' Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona. Amin. Wallahu a'lam(KH Abdullah Gymnastiar )

Sunday, October 16, 2005

Tetap Semangat

Cerita ini bersal dari Real Napster (Surya), Jakarta...

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal.
Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut
menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput,memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah. Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya,"Tentu saja boleh!". Diapun memberi saya pelukan yang sangat erat. "Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok. Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian." "Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah> memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya!" katanya. Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab.

Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai> sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium.Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai.Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu." Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai, "Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita berhenti bermain. Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap bahagia, dan meraih sukses. Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi.Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak mengetahuinya!"

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan. "Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan." Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah keharusan, menjadi dewasa adalah pilihan. ************************************************** ********
> The Rose:>> Sediakan waktu untuk bekerja; itulah harga sebuah keberhasilan.> Sediakan waktu untuk berpikir; itulah sumber kekuatan.> Sediakan waktu untuk bermain; itulah rahasia awet muda.> Sediakan waktu untuk membaca; itulah landasan kebijaksanaan.> Sediakan waktu untuk berteman; itulah jalan menuju kebahagiaan.> Sediakan waktu untuk bermimpi; itulah yang membawa kereta anda ke> bintang.> Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai; itulah hak istimewa Tuhan.> Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda; hari anda terlalu singkat> untuk mementingkan diri sendiri.> Sediakan waktu untuk tertawa; itulah musik jiwa.

Tuesday, October 11, 2005

Air Ramadhan

"...kita akan menikmati kucuran 'air ramadhan', yang ampuh meredakan dahaga jiwa, serta ampuh menyegarkan kembali hati yang lelah menghadapi ujian, cobaan, dan peliknya urusan dunia."

Bulan ramadhan telah tiba. Bagi mereka yang merindukannya, detak jantung-pun seakan berdegup cepat. Sudah tak sabar lagi untuk mereguk 'air ramadhan'. 'Air' yang akan membasuh segala penat di jiwa, 'Air' yang akan menyegarkan batin kita yang kerontang, kemudian membebaskannya dari segala cemar dan panas yang melayukan 'pepohonan' iman.

Pada bulan ramadhan seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa. Mulai dari waktu imsak hingga bedug maghrib, tubuh tertahan dari asupan makanan dan minuman. Ketika tubuh beristirahat, sebaliknya, jiwa kita terus bekerja menampung ilmu dan hikmah. Kendati tenggorokan kering disebabkan oleh haus yang sangat, hendaknya jiwa kita selalu bersiap menyambut kedatangan 'deras hujan.' Jiwa yang keras dan padat kembali gembur, karena siraman hujan itu. 'Tetumbuhan' takwa yang tadinya layu kembali berkembang segar, bahkan menumbuhkan 'pepohonan' baru.

Agar jiwa kita menjadi lahan subur bagi tumbuhnya keimanan, berjihadlah siang-malam dalam bulan ramadhan ini. Barangsiapa yang memadukan jihad siang-malam itu, menurut Ibnu Rajab dalam kitab Lathaa'iful Ma'arif, akan meraih pahala yang tidak terhitung.

Berjihadlah pada siang hari dengan menyempurnakan ibadah shaum. Shaum tubuh dengan menghindari makan-minum. Shaum jiwa dengan menghindari perbuatan zhalim dan perkataan dusta. “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum.”begitu sabda sekaligus peringatan dari Rasulullah SAW terhadap kaumnya, dalam hadits riwayat Bukhari.

Berjihadlah pada malam hari dengan menyempurnakan ibadah fardhu, serta melengkapinya dengan shalat tarawih, witir dan qiyamul lail. “Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”sabda Rasulullah SAW dalam hadits Muttafaq 'Alaih. Puncak jihad malam terdapat dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Dalam sepuluh hari terakhir itu terselip satu malam, malam yang lebih baik daripada seribu bulan (Lailatul Qadr). Malam dimana pintu-pintu langit dibukakan, do'a-do'a menjadi makbul, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan (kitab Risalah Ramadhan, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah : Darul Wathan, Riyadh, Saudi Arabia). Siapa yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (Hadits Muttafaq 'Alaih).
***

Makna jihad di bulan ramadhan terkait langsung dengan jihadun nafs, yaitu jihad menaklukkan hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang biasanya membuat hati kita gelap, jiwa kita kering, perasaan kita melulu menggugu keinginan lahir. Hawa nafsu juga yang membuat kita khilaf dari tugas menyemai benih kebaikan di lahan jiwa. Kita jadi sibuk mencari harta, tahta, serta memuaskan syahwat belaka, sebab mengikuti hawa nafsu tersebut. Padahal, kebahagiaan sejati itu terletak dalam kekayaan jiwa, bukan dalam tampilan dunia yang disimbolkan dengan harta, tahta dan wanita.

Jiwa orang yang merasa sugih walaupun tanpa banda, merasa kaya walau tak punya banyak harta, tak bertahta, dan mencintai wanita hanya demi Allah sajalah, yang bakal terbebas dari segala bentuk kedukaan. Jiwanya tak bakal merasai kemarau gersang, yang bisa membuat 'pepohonan' iman, 'tetumbuhan' takwa, kering ranggas dan tumbang. Di bulan ramadhan inilah waktunya lahan jiwa kita disiangi, dibasahi dan digemburkan, supaya siap menjadi tanah bagi tumbuh suburnya pohon keimanan dan ketakwaan. Ketahuilah, upaya tersebut hanya membuahkan hasil ketika kita mampu melakukan jihad siang-malam di bulan ramadhan. Dalam jihad siang-malam itulah batin kita akan menikmati kucuran 'air ramadhan', yang ampuh meredakan dahaga jiwa, serta ampuh menyegarkan kembali hati yang lelah menghadapi ujian, cobaan, dan peliknya urusan dunia.(red/aea).. (cybermq)

Thursday, October 06, 2005

Kutbah Rasullullah...

Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah saw. selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan.

Inilah pesan Nabi tatkala memasuki Ramadhan ….
---------Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA.
Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

”Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”. Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.” “Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.” “Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.” “Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.” “Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.” “Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.” “Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.” “Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah)---------------------